Pasien dengan kanker paru memiliki spektrum emosi yang sebaiknya kita kenali sejak awal. Dengan demikian, kita dapat mendampingi mereka untuk mendapatkan terapi dengan perasaan yang lebih nyaman sehingga memiliki pikiran yang positif.
1. Penolakan dan Syok
Menurut American Cancer Society, syok dan penolakan adalah respon emosional yang paling sering diderita oleh seseorang setelah didiagnosis kanker. Dibutuhkan waktu untuk menerima berita yang mengubah hidup ini. Seseorang tersebut masih berharap bahwa diagnosis tersebut salah. Itulah yang disebut penolakan. Hal itu akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu orang tersebut menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa ia menderita kanker.
2. Marah
Ketika didiagnosis kanker kulit, marah bisa menggantikan posisi syok. Marah adalah normal dan emosi yang bisa diprediksi ketika mengetahui bahwa ia terkena kanker. Menurut Lung Cancer Alliance, lebih dari 60 persen kanker paru terjadi pada perokok yang lama atau seseorang yang tidak pernah merokok. Jika kamu adalah perokok lama, kamu akan marah karena kamu berhenti merokok dan tetap dapat kanker paru. Jika kamu tidak pernah merokok, kemarahanmu mungkin akan leboh besar. Hal ini bisa diatasi dengan berfokus pada hal lain sehingga energy emosional penderita lebih dialihkan pada hal-hal yang lebih penting dalam hidupnya.
3. Takut
Takut adalah perasaan emosional yang umum dialami oleh seseorang yang didiagnosis kanker. Kemungkinan takut ada pada perasaan nyeri, keluhan finansial, atau bagaimana kankermu akan berefek pada pekerjaan dan orang yang disayangi. Sebagian besar orang dengan kanker juga akan takut akan kematian. Hal ini bisa diatasi dengan tetap menjaga hubungan dengan keluarga dekat dan teman akrab yang akan mendengarkan perasaan takut penderita itu dengan diskusi yang terbuka.
4. Rasa bersalah dan malu
Pada studi yang dipublis di Clinical Lung Cancer, tahun 2008, Dr. Noelle LoConte dan koleganya melaporkan bahwa perokok lama dengan kanker paru kemungkinan besar merasa bersalah dan malu dengan kankernya daripada mereka dengan kanker payudara atau kanker prostat. Hal ini dapat diatasi dengan usaha untuk perlahan menerimanya sehingga hal tersebut tidak mengganggu hubungan dan menanggulangi situasu saat ini.
5. Kesedihan dan Duka Cita
Berhadapan dengan kanker melibatkan periode kesedihan dan duka cita. Kanker menyebabkan penderita untuk merubah rencana hidup, minimal jangka pendek. Grup pendukung, konselor, kiai, atau para orang kepercayaan bisa membantu penderita dalam menghadapi emosi ini. Mengijinkan orang-orang tersebut untuk mendampingi seseorang yang terkena kanker paru dapat mengalihkan ke energi yang lebih positif.
Vela Masita
Referensi:
0 komentar:
Posting Komentar